Baqo


A. Pengertian Baqo.
Arti Baqo adalah kekal atau abadi, pengertiannya menurut ilmu Tauhid ada 3 makna :
a. Baqo Nisbi, kekal atau abadinya sesuatu karena disandarkan kepada yang lain, seperti ; besi lebih kekal jika disandarkan (dibandingkan) dengan kayu tapi bila dibandingkan dengan baja tidaklah lebih kekal.
b. Baqo Zamani, abadinya sesuatu yang tidak akhir tapi ada permulaannya dan terikat zaman, seperti abadinya kafirin di Neraka dan abadinya Mukminin di Surga, namanya Kholidin atau Abadal Abidin. Namun demikian keabadiannya tidak lebih dari Tahta Ma Syiyatillah yakni dibawah kehendak Allah.
c. Baqo Haqiqi, kekalnya sesuatu yang tidak ada permulaan, tidak ada khir, tidak terikat zaman dan bukan karena disandarkan kepada yang lain, yakni kekal dan abadinya Allah SWT.
Perbedaan antara Baqo Haqiqi dan Baqo Jamani, perhatikan firman Allah dalam surat 55, ar-Rohman ayat 27.
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُوالْجَلَلِ وَالآِكْرَامِ
Artinya : Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Perhatikan pula pada surat 23, al-Mukminum ayat 11 :
الَّذِيْنَ يَرِثُونَ الفِرْدَوْسَ هُمْ فِيْهَا خَلِيْدُوْنَ
Artinya : (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.
Materi kata yang dipakai pada surat ar-Rohman untuk Allah dengan kata Yabqo, dalam surat al-Mukminum untuk Mukminin dipakai kata Kholiduun, artinya sama kekal abadi, hanya kekalnya Allah Wajibul Wujud sedangkan kkekalnya Mukminin disurga adalah Mumkinul Wujud, karena ada dan kekalnya diciptakan Allah SWT.
B. Pandangan Hukum Syara' Terhadap Sifat Baqo.
Hukum Syara' memerintahkan kepada seluruh Mukallaf :

1. Mengitikadakan, dengan disertai ma'rifat kepada Baqo Haqiqi Allah SWT.
2. Mema'rifatkan Mustahilnya Allah tidak Baqo.
3. Mema'rifatkan mustahilnya makhluk mempunyai sifat Baqo Haqiqi, sebagaimana Firman Allah dalam surat 28, al-Qoshosh ayat 88 :
وَلاَتَدْعُ مَعَ اللهِ أِلِهَا ءَاخَرَ لاَاِلَهَ أِلاَّ هُوَ كُّلُ شَىْءٍهَالِكٌأِلاَّوَحجْهَهُ لَهُ الحُكْمُ وَأِلَيْهِ تُرْ جَعُونَ
Artinya : Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Ayat ini menunjukkan bahwa pada umumnya makhluk akan hancur binasa, tetapi ayat ini ditakhsis dengan hadits Rasululloh SAW, yang menerangkan bahwa ada 8 macam yang tidak akan hancur :
1. Qolam.
2. Lauh Mahfudz.
3. ‘Arasy.
4. Kursi.
5. Surga.
6. Neraka.
7. Ruhani.
8. Pangkal ekor manusia (Sunda = cungcurungan).
Tiga macam perintah ini disertai dengan jaminan :
1. Diberi pahala abadi disurga, bagi yang mema'rifatkannya dan imannya dipandang sah (Mukmin Salim).
2. Bila tidak mema'rifatkan, akan diberikan siksa yang abadi di Neraka dan dipandang kafir.
C. Baqo disebut Salabiyyah.
Karena sifat Baqo menjadi sifat dengan tidak ada yakni tidak ada akhir dan tidak terikat zaman, dan tercabut dari Allah Maqulat Mata maka sifat Baqo tersebut kepada sifat Salabiyyah.

D. Nisbat Qidam dengan Baqo.
Nisbat atau hubungan sifat Baqo dengan sifat Qidam terbagi kepada 4 bagian:
1. Wajib Qidam dan Wajib Baqo, yaitu Dzat Alloh SWT.
2. Wajib Baqo tapi tidak Qidam, yaitu yang 8 macam tersebut di atas.
3. Tidak Baqo dan tidak Qidam, yaitu seluruh mahluk selain yang 8 macam yang tidak akan hancur.
4. Qidam tidak Baqo, yaitu ma'dunya mahluk sebelum maujud (tidak adanya mahluk sebelum diciptakan), tidak ada awal tetapi ada akhirnya dengan keberadaan mahluk.

E. Dalil sifat Baqo.
Apabila Allah tidak Baqo, pasti diakhiri dengan tidak ada, sedangkan yang diakhiri dengan yang ada adalah mumkinul wujud, oleh karena mumkinul wujud pasti didahului dengan tidak ada, perpindahan dari tidak ada kepada ada, pasti membutuhkan kepada pencipta untuk berada. Jadi kalau Allah tidak Baqo maka akan terjadi proses Daor dan Tasalsul seperti dalam sifat Qidam, sedangkan proses Daor dan Tasalsul adalah mustahil terjadi, maka Allah wajib Baqo.

0 comments:

Post a Comment